BENGKALIS - Tak henti hentinya Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso menginisiasi atau menggagas para pelaku usaha bidang pertanian meningkatkan ekonomi salah satunya terjun di budidaya madu lebah.
Seperti saat panen madu lebah di Desa Kembung Luar, Sabtu (3/4) kemarin, Pemkab Bengkalis langsung mendatangkan pakar madu lebah dari Magelang Jawa Tengah. Selain pakar madu lebah, pemkab juga menghadirkan pengusaha asal Pekanbaru yang sukses membudidaya madu lebah di sejumlah lokasi di Provinsi Riau.
“Hari ini saya datangkan pakar madu lebah dari Magelang Jawa Tengah, mbah Hadi Utomo. Beliau ini terus berkeliling Indonesia mempelajari berbagai koloni lebah, dan saat ini rutin memberikan pelatihan, mentransfer ilmunya kepada para pembudidaya madu lebah di seluruh Indonesia, ” ujar Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso.
Selain Hadi Utomo, Bagus juga mengundang, H Agus, pengusaha sukses asal Pekanbaru, ” Mas Agus ini pengusaha sukses dari Pekanbaru. Tentunya kita berharap ada kerjasama yang bisa kita tindaklanjuti dengan orang-orang ‘kuat’ seperti mas Agus ini, karena kita tidak bisa selamanya mengandalkan APBD kita, ” ujar mas Bagus.
Melihat potensi budidaya madu lebah yang sangat luar biasa di Kabupaten Bengkalis terutama di Kembung Luar, Bagus berharap budidaya madu lebah tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya, ”Termasuk menjaga keaslian kandungan madunya. Jangan dicampur dengan unsur lain karena berbahaya bagi kesehatan konsumen, juga akan menjejaskan nilai jual, ” himbau Bagus.
Karena potensinya yang luar biasa, mantan wartawan yang juga membudidaya lebah madu jenis Mellifera di sejumlah lokasi di Provinsi Riau ini, bertekad menjadikan Bengkalis sebagai penghasil madu terbesar di Riau bahkan di Indonsia.
“Di Jawa sana lebah madu baru bisa dibudidaya ketika musim tanam jagung, tebu dan lainnya, sementara di daerah kita bile-bile mase bisa budidaya dan panen madu, karena sumber makanan lebah yang melimpah. Mari jadikan Bengkalis sebagai produsen terbesar di Riau bahkan di Indonesia, ” ujar Bagus.
Diakui, nilai ekonomi madu saat ini sangat menjanjikan, bahkan menurut Subari, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKS) Provinsi Riau, keuntungan jual madu tiga kali lipat dari hasil karet, ”Potensinya luar biasa, apalagi nanti kita kombinasikan dengan sentuhan-sentuhan teknologi atau cara modern, insyaallah hasilnya akan bertambah baik, ” ungkap Bagus Santoso.
Sependapat dengan wakil bupati, pakar lebah madu asal Magelang, Hadi Utomo mengakui potensi budidaya di Desa Kembung Luar cukup bagus dan harus tetap dipertahankan. Alasannya kata mbah Hadi, sumber daya alam sebagai sumber pakan bagi lebah melimpah, selaim itu madu yang dihasilkan juga cukup berkualitas.
“Budidaya sesuai kearifan lokal yang dilakukan selama ini tetap kita pertahankan, jangan pernah dirubah, kita sangat hormati itu dan tidak akan merubah pola yang sudah ada. Saya hanya sharing dengan pengalaman dan ilmu yang ada, ” uar Hadi Utomo.
Melalui beberapa teknik yang disampaikan, mulai dari pembuatan rumah lebah dengan frem dan cara panen serta teknik mentiriskan madunya, mbah Hadi yakin panen bisa dilakukan lebih sering dibanding dengan yang ada saat ini.
Zaidir, salah seorang pemilik budidaya madu lebah di Desa Kembung Luar mengatakan, budidaya lebah madu yang dilakukan selama ini cukup sederhana dan tradisional, dengan masa panen setahun sekali, “Kami hanya menggunakan tong-tong kecil tanpa frem untuk sarang lebah. Memang kalau menggunakan frem bisa panen berkali-kali tapi kami tak punya modal, ” ujar Zaidir.
Kelompok budidaya madu di Kembung Luar berharap bantuan Pemkab Bengkalis terutama untuk pembuatan tong-tong lebah dengan frem serta alat untuk mentiriskan madu.
Kembangkan Lebah Jenis Mellifera
Usai panen madu lebah di Kembung Luar, wabup Bagus Santoso bersama rombongan langsung nyeberang ke Desa Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana. Masih di misi yang sama, kali ini rombongan wabup menjajaki potens budidaya lebah madu jenis Mellifera di lokasi perusahaan akasia milik PT Sakato Pratama Makmur (PT SPM).
Didampingi pejabat PT SPM, wabup bersama mbah Hadi dan rombongan berkeliling di areal perusahaan mencari lokasi yang pas untuk budidaya lebah madu, ”Potensi di areal perkebunan ini juga luar biasa, ada mangium (akasia) dan pohon sawit sebagai sumber utama makanan lebah madu, ” ujar Hadi Utomo. (yulistar)